Desain dalam arti tertentu sebetulnya telah menjadi bagian dari kehidupan orang Indonesia. Di tengah berbagai permasalahan yang mendera sudahkan desain berperan penting dalam memecahkan masalah? Salah satu akar permasalahan adalah kemiskinan yang nota bene akrab dengan rakyat jelata.
Desain yang berwawasan kerakyatan sepertinya perlu menjadi wacana, yaitu desain yang berpaling kepada permasalahan rakyat sehingga tujuan dan proses penciptaannya adalah atas dasar pertimbangan sumber daya yang ada.
Desain seperti apa yang kita maksud sebagai pemecah masalah dan sekaligus bisa menjadi rujukan nilai sebagai desain Indonesia? kita tidak memiliki apa yang secara pasti disebut sebagai desain Indonesia karena dalam tataran budaya keIndonesiaan adalah juga masalah besar yang belum terselesaikan.
Desain Indonesia rasanya akan bernasib sama dengan kesenian, Seni rupa Indonesia dan aspek kebudayaan lainnya dan hanya akan menjadi polemik yang berkepanjangan.
Seperti yang sudah disinggung di atas Desain Indonesia menurut hemat saya adalah desain yang pada prinsipnya adalah desain yang memecahkan masalah khas Indonesia dengan segenap aspek nilai artistik dan budaya yang melingkupinya. Aspek budaya disini bukan sekedar mencomot elemen artistik kemudian memaksakannya menjadi bagian desain tetapi dikembalikan lebih kepada ruang apresiasi terhadap lingkungan budaya perancangan, jadi sifatnya juga tidak menampik kemungkinan menjadi individual.
Alasannya adalah masing-masing pribadi yang terlibat dalam proses perancangan pasti akan membawa aspek budaya dalam bentuk apapun itu. Studi-studi Proses kreatif dalam dunia akademis pada kenyataannya selalu melibatkan latar belakang sejarah pelaku sebagai rujukan karya. Soal perancang kemudian sengaja mencomot langsung elemen budaya lokal tanpa memahaminya dengan baik itu adalah perkara lain.
Indonesia yang tengah mengalami kemelut multi aspek yang berkepanjangan membutuhkan rancang bangun desain yang baik. Desain seharusnya tidak menjadi menara gading karena menjadi ekslusive dan sulit diakses hingga hanya menjadi milik mereka yang berduit dan merasa melek desain.
Sudah saatnya apresiasi desain mengarah pada sumber daya lokal yang pada kenyataannya telah hidup. Berbagai karya cipta desain rakyat seperti bermacam-macam bentuk kerajinan mestinya perlu mendapat perhatian lebih, bukan hanya kepada pihak pemerintah tapi juga kalangan akademisi. Desain terutama 'produk desain' bukan melulu milik industri berkapital besar karena kenyataannya infrastrukur industri besar gagal terbangun. Masyarakat industri seperti yang dibayangkan tidak pernah terwujud.
Karya karya kerajinan / Craft yang justru secara nyata menjadi bagian penting Desain Indonesia sekaligus sebagai pemecah masalah tidak hanya demi desain itu sendiri tetapi juga untuk kemakmuran. Mereka yang merasa berkepentingan seharusnya melihat sumber daya ini agar kehidupannnya terjamin kemudian berkembang sebelum karya itu lumpuh oleh serbuan produk asing yang jauh lebih bersaing.
Senin, 29 September 2008
Jumat, 05 September 2008
Mengurai dan Mempresentasikan lagi
Realitas yang Multi Segi
Menurut saya kehidupan menampakkan wajah multi facet bahkan pada tingkat paling sederhana yaitu pada benda. Pada satu benda kita akan menemukan berbagai segi, misalnya segi unsur-unsur pembentuknya sendiri, segi sejarah hingga ke segi pemaknaan atas benda tersebut. Maka benda sendiri memiliki nilai obyektif dan nilai tafsir atau subyektif. Sehingga sebuah benda pada dasarnya memiliki sifat rekam jejak yang ada pada dirinya sendiri dan juga dalam konteks waktu atau bisa disebut sejarah, masih juga bernilai unik karena tafsir individu.
Kehidupan tentu bukan sekedar benda tetapi juga adalah berupa fakta kejadian atau peristiwa dimana kesadaran manusia kemudian membawanya ke dalam bentuk yang lebih rumit. Karena di dalamnya tersusun dari sekian banyak permasalahan selain benda benda, bergeraknya momen perubahan dalam arus waktu kemudian adalah pemaknaan kita atas segala hal benda dan kejadian yang pada akhirnya membentuk sistem nilai.
Benda dan peristiwa kebanyakan tampil menggumpal dalam satu pemaknaan tunggal misalnya sebuah Vas bunga, di dalam bentuk yang sederhana kita mengenalnya lewat bentuknya yang rata rata khas seperti itu dan fungsinya sebagai tempat bunga. Padahal jika kita urai lebih jauh maka akan nampak segi segi lain contohnya; bentuknya bergaya apa, jenis bahan dari apa, diambil dari mana, dibuat dimana, oleh siapa, teknis pembuatannya, dan lain-lain.
Mengurai Memperluas Arti
Seturut dengan apa yang telah ditulis di atas maka karya saya dimaksudkan untuk mengurai, segala benda dan peristiwa. Jadi masalahnya adalah lebih pada bagaimana cara anda mengeskpresikan sesuatu, sehingga temanya meluas bahkan menjadi tidak terbatas.
Tujuannya adalah untuk lebih memahami tentang suatu hal kemudian memperluas artinya dengan mengimbuh makna baru lewat penafsiran yang baru.
Acuan Bentuk
Jadi bagaimana satu persoalan kemudian diurai menjadi berbagai segi melalui berbagai sudut pandang. Dalam ranah Desain ada sebentuk presentasi kerja berupa sketsa rendering. Di dalamnya berisi semacam gambaran gagasan ( berupa benda rancangan) yang secara visual di bagi ke dalam berbagai sudut pandang. Memakai prinsip Technical Drawing yang di bagi ke dalam top, front, side dan bottom view, kadang juga berisi gambaran proses assembly dan jenis bahan dan kontruksi penyusunnya. Sketsa rendering sendiri bertujuan agar benda hasil rancangan bisa dilihat ke dalam berbagai sudut sehingga fungsi rancangan dan nilai artistiknya dapat dikaji dan diperkirakan.
Dengan meminjam bentuk representasi tersebut akan mampu merangkum dan menggambarkan dengan relatif utuh tentang apa yang saya tahu, pikirkan dan rasakan.
Langganan:
Postingan (Atom)